Jumat, 23 Januari 2015

guru bersertifikasi wajib verval NRG



Verval NRG bagi guru bersertifikat pendidik akan dilaksanakan
mulai 1 Pebruari 2015 hingga 30 Juni 2015.
Semua guru yang telah sertifikasi memiliki Nomor Registrasi Guru (NRG). Para guru tersebut wajib melakukan verifikasi dan validasi (Verval) NRG melalui layanan PADAMU NEGERI. Apabila tidak melakukan verval atau registrasi ulang NRG maka NRG yang sebelumnya sudah diterbitkan dianggap tidak valid. 

Sesuai dengan surat edaran dari BPSDMPK PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perihal "Agenda Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan Periode Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015", verval NRG bagi guru bersertifikat pendidik ini akan dilaksanakan mulai 1 Pebruari 2015 hingga 30 Juni 2015.

Guru Bersertifikasi Wajib Verval NRG, Ini Caranya

Proses Verval NRG dengan cara, guru login ke akun PADAMU NEGERI. Update kelengkapan data sertifikasi, unggah berkas pindai (scan) dokumen Piagam Sertifikasi Guru yang dimilikinya. Ajukan verval NRG melalui Kepala Sekolah ke Dinas Pendidikan. Jika disetujui oleh Dinas, guru akan menerima bukti verval NRG.

Selain itu, pada waktu yang sama juga dilaksanakan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan guru harus menjaga keaktifan NUPTK/PegID periode semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Jika dalam 2 semester berturut-turut NUPTK/PegID tidak diaktifkan mandiri oleh setiap guru maka akan dinonaktifkan secara permanen. 

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2015/01/guru-bersertifikasi-wajib-verval-nrg-ini-caranya.html#ixzz3PdsD5tOq


Guntur Purnomo

tunjangan profesi tetap dicairkan per-triwulan



Sistem pencairan tunjangan profesi bagi guru pada tahun 2015 tetap sama seperti tahun lalu. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 41/PMK.07/2014 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.

Penyaluran tunjangan profesi bagi guru yang telah bersertifikasi pendidik itu tetap dilaksanakan per triwulanan (pertiga bulan). Triwulan I dicairkan pada bulan Maret, triwulan II pada bulan Juni, triwulan III pada bulan September, dan triwulan IV pada bulan November. 

Dana Tambahan Penghasilan (DTP) bagi guru PNS belum bersertifikasi atau yang juga dikenal dengan tunjangan non sertifikasi guru juga dilakukan per triwulanan. Jadwal pencairannya sama dengan tunjangan profesi guru. 

Adanya regulasi ini menepis kabar tentang terjadinya perubahan mekanisme persyaratan, pemberian dan pembayaran tunjangan profesi yang isunya melekat pada gaji. Dipastikan tidak ada perubahan pada mekanisme pembayaran tunjangan profesi pada tahun 2015

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2015/01/tunjangan-profesi-tetap-dicairkan-per-triwulan.html#ixzz3Pdam5K91

Selasa, 20 Januari 2015

Pramusaji Pecel Lele Ber-IPK 3,8



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi pramusaji di sebuah warung tenda pecel lele menjadi keseharian Farianda Kharisma Putra (20) sejak tiga tahun lalu.

Mahasiswa semester lima Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, ini tak pernah malu dengan pekerjaannya itu.

"Pernah ada teman sesama kuliah kebetulan makan, dan saya layani. Ada rasa tidak enak juga, tapi segera saya tepis. Mengapa malu melakukan pekerjaan yang benar, kita malu jika mengerjakan yang salah," kata Fari, sapaan akrabnya.

Meski menyandang status sebagai mahasiswa, pekerjaan sebagai pelayan restoran ini tidak menurunkan semangat dan harga dirinya.

Ia tercatat sebagai mahasiswa berprestasi dengan memperoleh IPK rata-rata tiap semester 3,8.

Tak hanya pintar secara akademik, anak pertama dari dua bersaudara ini juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, di antaranya Pusat Kajian Ekonomi Islam UIN Raden Fatah, dan Ketua Bidang Pendidikan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam.

Fari juga menjadi salah seorang mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia dalam program Generasi Baru Indonesia pada tahun ini. Ia menerima bantuan biaya pendidikan sebesar Rp6 juta.

"Uang diterima dua kali dalam satu tahun dan sudah masuk semua ke rekening. Tapi, saya tidak mau pakai dulu. Untuk nanti saja, ketika lagi skripsi," katanya.

Ini bukan kali pertama Fari mendapatkan beasiswa. Alumnus SMA Pembina ini juga mendapatkan bantuan pendidikan dari PT Pusri ketika di sekolah menengah atas berkat prestasinya yang selalu menjadi juara pertama.

Ketika ditanya bagaimana ia tetap menjaga prestasi pendidikan di tengah kesibukannya sebagai pramusaji, Fari tidak menampik juga dilanda kesulitan. Namun, keadaan itu segera teratasi lantaran dia memegang prinsip untuk lebih mengutamakan pendidikan.

"Saya sempat keteteran saat semester tiga dan empat karena pada masa itu jadwal belajarnya pagi, sementara pulang kerja terkadang jam 02.00 dini hari. Tapi, lambat laun ketemu sendiri iramanya," ujarnya.

Bantu Keuangan Keluarga

Sejak bekerja sebagai pramusaji itu, Fari otomatis tidak lagi memberatkan kedua orangtuanya. Baginya, ini menjadi keberkahan di tengah kondisi ekonomi keluarga yang tengah limbung.

Sang ayah, Karmin Ks (54) kini terbaring sakit dan sudah pensiun dari pekerjaan sebagai wartawan di harian lokal.

"Semula ibu yang menggantikan peran ayah dengan berjualan gorengan di rumah, tapi karena kondisi ayah makin memprihatinkan jadi saya suruh ibu untuk fokus mengurus ayah saja," katanya.

Kini, dalam suasana ekonomi tidak stabil tersebut, Fari bertindak sebagai penopang kebutuhan keuangan keluarga. Penghasilannya sebesar Rp600.000 per bulan digunakan sebagian besar untuk kebutuhan keluarga.

Beruntung baginya mendapat kesempatan berbisnis online penjualan pakaian dengan cara berbagi modal kerja dengan seorang teman.

"Ada sedikit-sedikit untung dari jual pakaian, ambil barang dari teman di Bandung. 

Kelebihan ini biasanya ditabung dan bantu biaya sekolah adik yang masih SMP," ujarnya.

Di tengah perjalanan hidupnya yang tidak seenak remaja lain, Fari tetap optimistis dalam menatap hari depan. Baginya yang terpenting adalah kemauan untuk berusaha.

"Orang bilang kuliah itu mahal, tapi bagi saya tidak. Asal mau berusaha, kita bisa membiayai kuliah sendiri," ujarnya.

Fari pun menjadi sosok yang berbeda dibandingkan rekan-rekannya, karena ia telah merancang rencana menjadi pengusaha seusai menamatkan pendidikan.

Baginya, pengetahuan mengenai ekonomi Islam dapat dijadikan dasar dalam berbisnis.

"Orang sering salah mengartikan dengan menyebutkan ekonomi Islam sebagai salah satu pilihan, tapi yang sebenarnya ekonomi Islam itu adalah solusi," kata Fari menjelaskan dengan berbahasa Inggris. (Guntur Purnomo)